Pada suatu pagi hari yang cerah, saya menemui dengan salah satu jurnalis hebat dari surat kabar terkemuka di negeri ini. Saya ingin belajar banyak tentang keahlian menulis darinya. Perbincangan saya dengan jurnalis hebat itu sangat mengasyikkan. Dia menceritakan pengalamannya bertemu banyak orang penting dan terkenal, yang sempat memancing saya bertanya dalam hati, "Sebenarnya dia tidak kalah hebat dengan orang-orang yang pernah dia wawancarai. Tapi mengapa dia sendiri tidak terkenal dan malah hidup kurang berkecukupan dalam hal keuangan?"
Saya juga melihat bahwa kadang-kadang bakat yang hebat serta kemampuan yang luar biasa, bila tanpa disertai pengetahuan tentang menjual bakat dan keterampilan yang baik, adalah suatu "kesia-siaan".
Ada begitu banyak kita temukan orang-orang pandai, pintar, hebat, dan bahkan memiliki kemampuan luar biasa dibandingkan orang-orang pada umumnya. Dalam bidang keuangan, mereka masih belum berhasil mencapai kebebasan finansial. Dan banyak terjadi, orang-orang seperti itu mengalami kekurangan dalam hal finansial, bahkan terjerat dalam kemiskinan.
Sama halnya dengan jurnalis hebat yang saya temui itu. Tiap bulan dia masih harus bergelut untuk bisa bebas dari belenggu ekonomi yang pas-pasan. Saya menyarankan kepada dia untuk belajar tentang penjualan dan marketing. Tetapi, dia malah marah pada saya. "Kenapa saya harus belajar jualan? Saya kan bukan lulusan fakultas ekonomi atau sekolah bisnis, tetapi lulusan sekolah jurnalistik!"
Lalu, saya menanggapi ucapannya dengan berkata, "Lho, apa yang salah? Apakah berdosa jika lulusan jurnalistik mempelajari ilmu penjualan dan marketing?"
Coba Anda perhatikan Robert T Kiyosaki. Dia sebenarnya bukan penulis hebat seperti kebanyakan penulis di Indonesia. Kiyosaki hanya seorang penjual yang baik. Namun, dia mampu menjual ide atau gagasannya kepada orang banyak. Dia juga mampu mengomunikasikan bakat dan kelebihannya dengan cara yang tepat, orang yang tepat, dan waktu yang tepat. Maka, tidak heran bila bukunya Rich Dad Poor Dad menjadi bestseller di seluruh dunia. Dia menjadi penulis bestseller, bukan menjadi best writer.
Buku pertama yang ditulis Kiyosaki berjudul If You Want To Be Rich And Happy, Don't Go To School. Penerbitnya mengusulkan untuk mengganti judulnya menjadi "The Economics of Education". Kiyosaki mengatakan, kalau judulnya diganti seperti itu, kemungkinan bukunya hanya dibeli dua orang saja. Pertama adalah anggota kelurganya, dan kedua adalah sahabatnya. Dan, kedua orang tersebut pasti mengharapkan mendapat bukunya secara gratis.
Kiyosaki bukan anti terhadap pendidikan ekonomi di negaranya. Dia malah mendukung usaha peningkatan pendidikan finansial di Amerika Serikat. Tetapi, apa yang akan terjadi jika dia tidak dapat menjual ide atau gagasan dalam bukunya? Jika dia tidak belajar tentang penjulan dan marketing, mana mungkin bukunya menjadi bestseller di seluruh dunia? Bahkan, mungkin juga kita menemui Kiyosaki di pinggir jalan sebagai pengemis karena dia tidak bisa membiayai kebutuhan keluarganya.
Contoh lain adalah artis dunia yang terkenal dan memiliki bakat maupun keterampilan yang hebat, Vincent Van Gogh. Dia adalah sosok penjual yang payah. Dalam hidupnya dia tidak menjual satu pun karyanya kepada orang lain. Bahkan, untuk membiayai pernikahannya pun ia tidak mampu. Dan sampai akhir hidupnya dia tidak menikah dan hidup miskin.
Van Gogh hidup dari pemberian saudaranya. Bahkan, saudaranya menjadi jauh lebih kaya dari sebelumnya karena dia memberi penghidupan kepada Van Gogh. Inilah letak kekuatan memberi. Memberi pasti menerima.
Belajar dari kedua tokoh terkenal tadi, Kiyosaki dan Van Gogh, serta teman saya yang jurnalis hebat itu, ada beberapa hal yang bisa kita pelajarai supaya bisa mencapai terobosan finansial (financial breakthrough):
1. Manage Your Financial Cash Flow
Pengaturan arus kas yang baik dapat menghindari Anda dalam kesulitan keuangan. Baik keuangan secara global (perusahaan dan bisnis) atau keuangan keluarga.
Pribadi yang bijak adalah pribadi yang mampu mengendalikan arus kas dalam kehidupan keuangannya sehari-hari. Kita harus mampu memiliki uang kas yang cukup untuk kehidupan kita minimal tiga bulan ke depan, tanpa mengurangi gaya hidup kita. Maka, kita sudah bisa dikatakan bebas secara finansial.
Ada banyak pandangan yang mengatakan bahwa pengeluran kita harus ditekan semaksimal mungkin. Sebenarnya, ini merupakan kesalahan yang sangat fatal. Sebab, bukan pengeluarannya yang kita irit-irit sampai kita tidak bisa menikmati hidup ini. Dan, bahkan menyembah-nyembah uang bak dewa karena kita membutuhkannya. Yang betul ialah kita harus meningkatkan pendapatan kita semaksimal mungkin tanpa mengurangi gaya hidup kita sehari-hari. Jika Anda sudah mampu menerapkan hal ini, maka terobosan finansial dalam kehidupan keluarga Anda akan tercapai.
2. Manage Your System
Orang yang kaya raya dan sukses adalah orang yang pandai mengatur sistem. Karena, alam semesta bergerak menggunakan sistem. Sama seperti kehidupan ini. Orang yang pandai mengatur sistem dan belajar kepada alam semesta adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menjadi kaya raya dan sukses. Adapun sistem yang harus kita kontrol untuk mencapai kesuksesan -baik di organisasi ataupun keluarga- ialah sistem operasional, sistem keuangan, dan sistem penjualan atau marketing.
Baik sebagai pebisnis atau karyawan biasa, Anda harus mampu mengatur ketiga sistem tersebut. Karena, tanpa adanya sistem maka segala sesuatu akan berjalan dengan kacau dan tidak teratur. Jika Anda mampu mengatur ketiga sistem tadi, maka perusahaan/bisnis serta keluarga Anda akan dapat mencapai terobosan finansial secara optimal.
3. Manage Your Relationship
Hubungan yang baik dengan siapa saja dapat menjadikan Anda pribadi yang kaya raya dan sukses. Begitu juga dengan perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu menjaga hubungan yang harmonis antara supplier dan pembeli. Jika kedua hal ini berjalan dengan lancar maka keuntungan perusahaan akan meningkat.
Sama halnya dengan diri Anda, baik sebagai pekerja atau karyawan. Pekerja yang bisa kaya raya dan sukses adalah pekerja yang bisa menjaga hubungan yang baik dan harmonis dengan sesama rekan kerja dan atasan. Selain itu, Anda harus bisa berperilaku yang menyenangkan kepada semua orang di kantor atau lingkungan kerja.
Begitu pula dengan kehidupan pribadi keluarga Anda. Keluarga yang harmonis dan sukses adalah keluarga yang dapat menjaga hubungan yang erat dan saling terbuka di antara semua anggota keluarga. Tanpa ada sesuatu yang ditutup-tutupi dan saling mengasihi sesama anggota keluarga. Selain itu, keluarga yang sukses dapat kita rasakan melalui adanya kerinduan untuk cepat-cepat pulang ke rumah dan bertemu dengan seisi keluarga (karena sudah kangen dengan anak-anak, kakak, adik, ataupun orangtua kita).
Apa pun pekerjaan atau posisi Anda sekarang, sebagai karyawan, tukang parkir, penulis, petani, penjual jamu, tukang becak, presiden direktur, CEO, owner perusahaan, pejabat, menteri, bahkan presiden sekalipun, Anda harus memiliki terobosan finansial. Karena, dengan memiliki spirit ini maka kebebasan keuangan akan mengantarkan Anda menjadi pribadi yang bukan hanya menang dalam kehidupan ini, tetapi juga pribadi yang lebih dari pada pemenang, beyond the champion.
Saya juga melihat bahwa kadang-kadang bakat yang hebat serta kemampuan yang luar biasa, bila tanpa disertai pengetahuan tentang menjual bakat dan keterampilan yang baik, adalah suatu "kesia-siaan".
Ada begitu banyak kita temukan orang-orang pandai, pintar, hebat, dan bahkan memiliki kemampuan luar biasa dibandingkan orang-orang pada umumnya. Dalam bidang keuangan, mereka masih belum berhasil mencapai kebebasan finansial. Dan banyak terjadi, orang-orang seperti itu mengalami kekurangan dalam hal finansial, bahkan terjerat dalam kemiskinan.
Sama halnya dengan jurnalis hebat yang saya temui itu. Tiap bulan dia masih harus bergelut untuk bisa bebas dari belenggu ekonomi yang pas-pasan. Saya menyarankan kepada dia untuk belajar tentang penjualan dan marketing. Tetapi, dia malah marah pada saya. "Kenapa saya harus belajar jualan? Saya kan bukan lulusan fakultas ekonomi atau sekolah bisnis, tetapi lulusan sekolah jurnalistik!"
Lalu, saya menanggapi ucapannya dengan berkata, "Lho, apa yang salah? Apakah berdosa jika lulusan jurnalistik mempelajari ilmu penjualan dan marketing?"
Coba Anda perhatikan Robert T Kiyosaki. Dia sebenarnya bukan penulis hebat seperti kebanyakan penulis di Indonesia. Kiyosaki hanya seorang penjual yang baik. Namun, dia mampu menjual ide atau gagasannya kepada orang banyak. Dia juga mampu mengomunikasikan bakat dan kelebihannya dengan cara yang tepat, orang yang tepat, dan waktu yang tepat. Maka, tidak heran bila bukunya Rich Dad Poor Dad menjadi bestseller di seluruh dunia. Dia menjadi penulis bestseller, bukan menjadi best writer.
Buku pertama yang ditulis Kiyosaki berjudul If You Want To Be Rich And Happy, Don't Go To School. Penerbitnya mengusulkan untuk mengganti judulnya menjadi "The Economics of Education". Kiyosaki mengatakan, kalau judulnya diganti seperti itu, kemungkinan bukunya hanya dibeli dua orang saja. Pertama adalah anggota kelurganya, dan kedua adalah sahabatnya. Dan, kedua orang tersebut pasti mengharapkan mendapat bukunya secara gratis.
Kiyosaki bukan anti terhadap pendidikan ekonomi di negaranya. Dia malah mendukung usaha peningkatan pendidikan finansial di Amerika Serikat. Tetapi, apa yang akan terjadi jika dia tidak dapat menjual ide atau gagasan dalam bukunya? Jika dia tidak belajar tentang penjulan dan marketing, mana mungkin bukunya menjadi bestseller di seluruh dunia? Bahkan, mungkin juga kita menemui Kiyosaki di pinggir jalan sebagai pengemis karena dia tidak bisa membiayai kebutuhan keluarganya.
Contoh lain adalah artis dunia yang terkenal dan memiliki bakat maupun keterampilan yang hebat, Vincent Van Gogh. Dia adalah sosok penjual yang payah. Dalam hidupnya dia tidak menjual satu pun karyanya kepada orang lain. Bahkan, untuk membiayai pernikahannya pun ia tidak mampu. Dan sampai akhir hidupnya dia tidak menikah dan hidup miskin.
Van Gogh hidup dari pemberian saudaranya. Bahkan, saudaranya menjadi jauh lebih kaya dari sebelumnya karena dia memberi penghidupan kepada Van Gogh. Inilah letak kekuatan memberi. Memberi pasti menerima.
Belajar dari kedua tokoh terkenal tadi, Kiyosaki dan Van Gogh, serta teman saya yang jurnalis hebat itu, ada beberapa hal yang bisa kita pelajarai supaya bisa mencapai terobosan finansial (financial breakthrough):
1. Manage Your Financial Cash Flow
Pengaturan arus kas yang baik dapat menghindari Anda dalam kesulitan keuangan. Baik keuangan secara global (perusahaan dan bisnis) atau keuangan keluarga.
Pribadi yang bijak adalah pribadi yang mampu mengendalikan arus kas dalam kehidupan keuangannya sehari-hari. Kita harus mampu memiliki uang kas yang cukup untuk kehidupan kita minimal tiga bulan ke depan, tanpa mengurangi gaya hidup kita. Maka, kita sudah bisa dikatakan bebas secara finansial.
Ada banyak pandangan yang mengatakan bahwa pengeluran kita harus ditekan semaksimal mungkin. Sebenarnya, ini merupakan kesalahan yang sangat fatal. Sebab, bukan pengeluarannya yang kita irit-irit sampai kita tidak bisa menikmati hidup ini. Dan, bahkan menyembah-nyembah uang bak dewa karena kita membutuhkannya. Yang betul ialah kita harus meningkatkan pendapatan kita semaksimal mungkin tanpa mengurangi gaya hidup kita sehari-hari. Jika Anda sudah mampu menerapkan hal ini, maka terobosan finansial dalam kehidupan keluarga Anda akan tercapai.
2. Manage Your System
Orang yang kaya raya dan sukses adalah orang yang pandai mengatur sistem. Karena, alam semesta bergerak menggunakan sistem. Sama seperti kehidupan ini. Orang yang pandai mengatur sistem dan belajar kepada alam semesta adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menjadi kaya raya dan sukses. Adapun sistem yang harus kita kontrol untuk mencapai kesuksesan -baik di organisasi ataupun keluarga- ialah sistem operasional, sistem keuangan, dan sistem penjualan atau marketing.
Baik sebagai pebisnis atau karyawan biasa, Anda harus mampu mengatur ketiga sistem tersebut. Karena, tanpa adanya sistem maka segala sesuatu akan berjalan dengan kacau dan tidak teratur. Jika Anda mampu mengatur ketiga sistem tadi, maka perusahaan/bisnis serta keluarga Anda akan dapat mencapai terobosan finansial secara optimal.
3. Manage Your Relationship
Hubungan yang baik dengan siapa saja dapat menjadikan Anda pribadi yang kaya raya dan sukses. Begitu juga dengan perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu menjaga hubungan yang harmonis antara supplier dan pembeli. Jika kedua hal ini berjalan dengan lancar maka keuntungan perusahaan akan meningkat.
Sama halnya dengan diri Anda, baik sebagai pekerja atau karyawan. Pekerja yang bisa kaya raya dan sukses adalah pekerja yang bisa menjaga hubungan yang baik dan harmonis dengan sesama rekan kerja dan atasan. Selain itu, Anda harus bisa berperilaku yang menyenangkan kepada semua orang di kantor atau lingkungan kerja.
Begitu pula dengan kehidupan pribadi keluarga Anda. Keluarga yang harmonis dan sukses adalah keluarga yang dapat menjaga hubungan yang erat dan saling terbuka di antara semua anggota keluarga. Tanpa ada sesuatu yang ditutup-tutupi dan saling mengasihi sesama anggota keluarga. Selain itu, keluarga yang sukses dapat kita rasakan melalui adanya kerinduan untuk cepat-cepat pulang ke rumah dan bertemu dengan seisi keluarga (karena sudah kangen dengan anak-anak, kakak, adik, ataupun orangtua kita).
Apa pun pekerjaan atau posisi Anda sekarang, sebagai karyawan, tukang parkir, penulis, petani, penjual jamu, tukang becak, presiden direktur, CEO, owner perusahaan, pejabat, menteri, bahkan presiden sekalipun, Anda harus memiliki terobosan finansial. Karena, dengan memiliki spirit ini maka kebebasan keuangan akan mengantarkan Anda menjadi pribadi yang bukan hanya menang dalam kehidupan ini, tetapi juga pribadi yang lebih dari pada pemenang, beyond the champion.
Short Cut :
Home l About Us | Feedback | Member Login | List Your Company | Product List | Company List
Related Links :
InternetMedia-Solutions l SuperHostIndo l AyoKencan l SuperWebIndo l SuperAppIndo
No comments:
Post a Comment